Rabu, 08 Februari 2012

Nyai Ahmad Dahlan


Nyai Ahmad Dahlan(penggerak perempuan Muhammadiyah) memiliki nama asli Siti Walidah. Dengan nama itu ia bisa dikatakan luput dari sejarah, bahkan tak ada catatan yang terukir dalam sejarah bahwa ia adalah ulama permpuan. Namun tidak seperti itu kejadiannya ketika Siti Walidah menikah dengan seorang pendiri Muhammadiyah sehingga namanya lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan. Nyai Ahmad Dahlan adalah nama yang disandangnya yang kemudian dikenal luas dan bahkan sampai saat ini ia digambarkan sebagai tokoh wanita yang banyak  banyak berjasa dalam memperjuangkan nasib perempuan sehingga ia disetarakan dengan tokoh-tokoh wanita lain seperti R.A Kartini.

Nyai Ahmad Dahlan/Siti Walidah adalah seorang tokoh yang bergerak di bidang Islam dan dapat dikatakan sebagai tokoh gerakan perempuan Muslim Indonesia. Ia bergerak aktid melalui Muhammadiyah dan juga Aisyiyah. Nyai Ahmad Dahlan membuktikan bahwa sepirit Islam mampu mendorong kemajuan kaum wanita. Pada perjuangannya ia membuktikan pada dunia luar bahwa asumsi agama menjadi sebab keterbelakangan bagi kaum wanita adalah tidak selamanya dibenarkan.

Nyai Ahmad Dahlan berasal dari keluarga santri yang taat beragama. Ia dilahirkan pada 1872 M di daerah Kauman, Yogyakarta.Ayahnya adalah H. Muhammad Fadlil bin Kiai Penghulu Haji Ibrahim bin Kiai Muhammad Hassan Pengkol bin Kiai Muhammad Ali Ngraden Pengkol. Ayahnya adalah seorang penghulu Kraton.  Ibunya dikenal dengan nama Nyai Mas.

Nyai Ahmad Dahlan berasal dari keluarga yang taat beragama sehingga tak heran jika ia sejak kecil mendapat arahan untuk berjalan dengan benar dalam agama. Ayahnya adalah orang yang mempunyai disiplin tinggi pada keluarganya dalam menjalankan ketaatan beragama.

Nyai Ahmad Dahlan tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Selain bekerja sebagai penghulu, ayahnya juga berdagang batik guna memenuhi kebutuhan hidupnya. seperti halnya orang di daerah kauman lainnya, kehidupannya sat itu diisi dengan belajar ngaji, ia semasa kecil tak pernah mendapat pendidikan secara formal karena penduduk di Kauman saat itu memiliki pandangan belajar secara formal di sekolah yang didirikan oleh Belanda hukumnya adalah haram, sehingga generasi yang hidup pada  masanya banyak yang tak mendapatkan pendidikan secara formal.

Setidaknya sampai tahun 1900-an pandangan tentang pentingnya pendidikan secara formal masih belum berkembang secra luas. Hal ini terjadi karena ada salah satu faktor yang menyebutkan bahwa wanita tidak dibenarkan keluar rumah.

Tak banyak catatan sejarah yang menulis tentang perjalanan hidupnya semasa remaja. Dengan. K.H Ahmad Dahlan ia mempunyai enam orang anak, yakni Djohanah(1890), Haji Siradj Dahlan(1898), Siti Busyra Islam( 1903), H. Siti Aisyah Hilal(1905), Irfan Dahlan(1907), Siti Zuharah Masykur(1908).

Nyai Dahlan wafat pada hari Jum’at, 31 Mei 1946 pada jam 13.00 di kediamannya kampung Kauman, Yogyakarta. Ia meninggal setelah 23 tahun wafatnya K.H Ahmad Dahlan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar